Selasa, 21 Juni 2011

Kehidupan Buruh Tani
kiri humaniora


Salah satu warga kampung Purwodadi kecamatan Bangunrejo kehidupannya sangat memprihatinkan. Warga tersebut adalah Humaidi (45), seorang buruh tani yang hidup dibawah garis kemiskinan.
Bapak dari 5 anak ini, juga tinggal di rumah yang boleh dikatakan tak layak huni lagi, karena keadaanya yang sangat memprihatinkan, ia tak bisa berbuat banyak untuk merenovasi rumahnya, karena keadaan yang memaksa ia harus tetap menghuni rumahnya yang hanya berdidinding geribik bambu itu dan nyaris roboh.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya ia hanya mengandalkan jasa upahan dari orang lain, itupun jika ada yang memberikan pekerjaan untuknya.
Oleh karena itu Humaidi tak mampu lagi memberikan nafkah untuk anak istrinya, sehingga terpaksa istrinya merantau ke Jakarta bersama anak sulungnya, sedangkan anak ke-2 dititipkan dipanti asuhan, lalu anak bungsunya diasuh oleh adiknya, sedangkan ia tinggal bersama dua anaknya yaitu anak ke-3 dan ke-4, yang masih duduk di bangku SD.
Menurut, Tamyis salah satu tetangganya, Humaidi memang hidupnya serba kekurangan, untuk makan saja terkadang diberi oleh para tetangganya, keadaan fisiknya juga lemah sehingga untuk melakukan pekerjaan sebagai buruh upahan tidak lagi bisa maksimal, karena keadaan fisiknya yang lemah itu, orang enggan untuk mempekerjakannya, kalaupun ada itu hanya sebatas belas kasihan.
”Kami hanya bisa prihatin melihat kondisi keluarga Humaidi, selain tidak mampu, keadaan fisiknya juga lemah, jadi tenaganya tak begitu dibutuhkan oleh orang lain, kalupun ada yang menyuruhnya untuk bekerja itu hanya karena iba dan kasihan melihat keadaannya, lebih-lebih jika melihat kondisi rumahnya yang hampir roboh, kami berharap ada pihak-pihak yang dapat membantu merenovasi rumahnya, agar lebih layak huni, kami juga berharap agar hal ini dapat menjadi perhatian pemerintah daerah, Humaidi memang layak dibantu untuk meringankan beban hidupnya,”ungkap Tamyis. (den/nys)

<<

Tidak ada komentar:

Posting Komentar